Melirik Potensi Wisata di Kolam Pemandian Majang

Tradisi Masyarakat Majang, Mandi Tolakbala Dan Mudahkan Jodoh Di Rabu Akhir Sapar

BONE, timurnews.com ---  Rabu, 9 Januari 2013 beberapa hari yang lalu, merupakan hari Rabu terakhir di bulan Sapar 1434 Hijriah. Tidak sedikit orang yang beranggapan kalau hari tersebut merupakan hari 'bala' sedunia (Arba Mustamir). Bahkan para orang tua banyak pula yang beranggapan kalau hari Rabu akhir Sapar, sangat baik untuk seorang anak yang baru mau memulai mengaji/membaca kitab suci Al-Qur’an.

(foto:kelurahanmajang.blogspot.com)
Namun dibalik itu semua, ada hal menarik di Rabu akhir Sapar 1434 Hijriah ini. Sebagaimana tradisi yang sering dilaksanakan masyarakat Kelurahan Majang, Kecamatan Taneteriattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Masyarakat Kelurahan Majang, setiap Rabu Akhir Sapar melakukan tradisi mandi 'tolak bala' untuk keselamatan dan enteng jodoh bagi para gadis. Di sumur tua Kelurahan Majang yang kini beralih menjadi kolam permandian dengan sumber airnya dari sumur tua Majang tersebut, telah menjadi tradisi tahunan.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat, Suradi, 50 yang juga mantan Kepala Desa Majang sebelum beralih status menjadi Kelurahan Majang, tradisi masyarakat majang mandi tolak bala atau keselamatan setiap tahun dilaksanakan, tepatnya setiap Rabu akhir bulan Sapar tahun Hijriah.

“Ini sudah tiga tahun berturut-turut dilakukan. Pernah dulu tidak dilakukan akhirnya banyak kejadian-kejadian aneh yang menimpa Kelurahan Majang. Akhirnya kami duduk bersama dengan para tokoh masyarakat, tokoh agama, para orang tua dan kepemudaan masyarakat majang membahas melakukan kembali ritual “Cemme Sapareng” (mandi di Bulan Sapar). Dari duduk bersama ini, akhirnya diputuskan untuk kembali melaksanakan ritual Cemme Sapareng dan penggagasnya adalah Ustads Abidin (Imam Majang),” ucap Suradi.

Suradi lebih lanjut menjelaskan kalau dahulu kala, konon kabarnya, masyarakat diluar Kelurahan Majang, setiap hari Rabu Akhir Sapar, berbondong-bondong dan beramai-ramai datang mengambil air di sumur tua Majang untuk dibawa ke rumahnya sambil diminum dan dijadikan obat, tolak bala, dan enteng jodoh bagi anak gadisnya. “Kegiatan itu bukan hanya dilakukan masyarakat Majang tetapi banyak pula masyarakat dari luar mengambil air dari sumur tua Majang yang kini sudah ditampung airnya dan menjadi kolam permandian serta irigasi bagi persawahan di Majang dan sekitarnya,” katanya sambil menunjukkan lokasi sumur tua Majang yang berdampingan dengan kolam permandian.

“Air sumur tua Majang tidak pernah surut walau musim kemarau melanda. Sehingga sewaktu orang tua saya menjadi Kepala Desa Majang, maka dia berinisiatif menampung air sumur tua tersebut yang mengalir begitu saja. Keinginan atau inisiatif orang tua, akhirnya saya wujudkan dengan menembok disekelilingnya dan menjadi kolam permandian. Sejak menjadi kolam permandian maka semakin ramai dikunjungi warga. Terutama kalau hari libur dan puncaknya akhir Rabu di Bulan Sapar,” jelas Suradi.

Hal senada diungkapkan Sabri,45 salah seorang tokoh kepemudaan masyarakat Majang. Menurutnya kalau ini dikelola dengan baik maka dapat menjadi aset karena dapat dijadikan objek wisata. “Setiap hari libur, permandian ini selalu ramai dikunjungi orang karena air bersih sebab mengalir terus dan kolamnya selalu dibersihkan oleh warga. Apalagi kalau kegiatan Cemme Pasapareng, banyak warga dari luar Kelurahan Majang dating ke sini untuk mandi-mandi, mengambil air sekaligus menonton ritual Cemme Pasapareng,” tuturnya.

“Agar Cemme Pasapareng ini lebih menarik ditonton oleh masyarakat maka dilakukan adu pukul bantal di atas batang pinang yang sudah dilumuri oli dan sabun agar licin. Selain itu dilakukan pula lomba panjat pohon pinang di tengah kolam permandian. Pohon pinang yang sudah dilinkan tersebut ditancapkan di tengah kolam permandian lalu diberi tali pengikat agar tumbang saat dipanjat,” ungkap Sabri.

Akhir dari Cemme Pasapareng atau mandi tolak bala di akhir Rabu Bulan Sapar dilaksanakan ritual dengan membawa sesajen di sumur tua sambil mengambil air di sumur tua tersebut untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing. ONE 


EmoticonEmoticon