MAKASSAR, TimurNews.com --- Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bersama Sekretariat Korps Pegawai Negeri (Korpri) Kota Makassar menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan memasuki purna bhakti, Rabu 1 Mei 2013 di Hotel Asyira Makassar. Kegiatan yang dibuka oleh Asisten Tiga Bidang Keuangan dan Aset Pemerintah Kota Makassar, H Drs Syahrir Sappaile, M.Si., ini diikuti oleh 100 lebih pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Makassar.
Pelatihan yang mengangkat tema “Menjalani Masa Pensiun dengan Optimisme dan Semangat Berwirausaha” ini,menurut Syahrir Sappaile, bertujuan memberikan bekal pengetahuan kepada peserta yang akan mengisi waktu purna bhakti dengan kegiatan wirausaha. “Kami tidak mengingingkan ada pegawai yang tidak punya kegiatan setelah pensiun,” kata Syahrir.
Dengan kegiatan yang telah berlangsung tiap tahun selama tiga tahun terakhir ini, diharapkan dapat memberi informasi tentang seluk beluk dunia usaha kepada pesertanya. Oleh karenanya, untuk mempersiapkan bekal tersebut, Korpri mengundang nara sumber dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Haeruddin MM, dan nara sumber lain dari kalangan perbankan selaku penyedia modal usaha.
Haeruddin selaku narasumber pertama mengungkapkan fakta bahwa dari 100 persen pegawai yang memasuki masa pensiun, 60 persen di antaranya tidak sejahtera, 50 persen yang mengalami stres, dan hanya 20 persen yang kembali bekerja. Dan ini terjadi di Indonesia.
“Fenomena ini karena para pegawai belum siap menghadapi masa pensiun,” kata Haeruddin. Oleh karena itu, dalam kegiatan tersebut para pegawai didorong untuk mempersiapkan perencanaan usaha yang bisa menjadi sumber pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarganya.
Untuk permodalan, Cahyo Widyatmoko, selaku salah satu pimpinan BRI Cabang Makassar mengungkapkan, ada beberapa sumber pendanaan yang bisa digunakan para Pegawai Korpri yang memasuki masa purna bakti. “Salah satunya yakni Kredit Usaha Rakyat atau biasa disebut KUR,” katanya.
KUR, menurut Cahyo, merupakan bantuan pembiayaan modal kerja kepada usaha mikro, kecil menengah dan koperasi di bidang usaha yang produktif dan layak dengan kredit bisa mencapai Rp 500 juta. Untuk bisa mengajukan KUR, dokumen minimal yang harus dipenuhi adalah seperti identitas diri, perijinan dan legalitas usaha, akte pendirian, laporan keuangan minimal pembukuan dan rekening tabungan di bank.
Dalam membatu para peserta mendapatkan gambaran tentang bagaimana membangun usaha, para peserta dibekali dengan contoh proposal usaha dan bagaimana cara menyusun dokumen rencana usaha yang baik.
Terakhir, Drs. H. Hasanuddin S, M.Pd selaku Ketua Sekretariat Korpri Kota Makassar berpesan bahwa anggota Korpri bukan hanya pegawai yang aktif, tapi juga mereka yang sudah memasuki purna bhakti. Oleh karena itu, Korpri akan senantiasa menerima masukan dan memberikan bantuan kepada para anggota yang sudah purna bhakti. “Kami akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi anggota Korpri,” kata Hasanuddin saat menutup kegiatan tersebut. (*)
Pelatihan yang mengangkat tema “Menjalani Masa Pensiun dengan Optimisme dan Semangat Berwirausaha” ini,menurut Syahrir Sappaile, bertujuan memberikan bekal pengetahuan kepada peserta yang akan mengisi waktu purna bhakti dengan kegiatan wirausaha. “Kami tidak mengingingkan ada pegawai yang tidak punya kegiatan setelah pensiun,” kata Syahrir.
Dengan kegiatan yang telah berlangsung tiap tahun selama tiga tahun terakhir ini, diharapkan dapat memberi informasi tentang seluk beluk dunia usaha kepada pesertanya. Oleh karenanya, untuk mempersiapkan bekal tersebut, Korpri mengundang nara sumber dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Haeruddin MM, dan nara sumber lain dari kalangan perbankan selaku penyedia modal usaha.
Haeruddin selaku narasumber pertama mengungkapkan fakta bahwa dari 100 persen pegawai yang memasuki masa pensiun, 60 persen di antaranya tidak sejahtera, 50 persen yang mengalami stres, dan hanya 20 persen yang kembali bekerja. Dan ini terjadi di Indonesia.
“Fenomena ini karena para pegawai belum siap menghadapi masa pensiun,” kata Haeruddin. Oleh karena itu, dalam kegiatan tersebut para pegawai didorong untuk mempersiapkan perencanaan usaha yang bisa menjadi sumber pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarganya.
Untuk permodalan, Cahyo Widyatmoko, selaku salah satu pimpinan BRI Cabang Makassar mengungkapkan, ada beberapa sumber pendanaan yang bisa digunakan para Pegawai Korpri yang memasuki masa purna bakti. “Salah satunya yakni Kredit Usaha Rakyat atau biasa disebut KUR,” katanya.
KUR, menurut Cahyo, merupakan bantuan pembiayaan modal kerja kepada usaha mikro, kecil menengah dan koperasi di bidang usaha yang produktif dan layak dengan kredit bisa mencapai Rp 500 juta. Untuk bisa mengajukan KUR, dokumen minimal yang harus dipenuhi adalah seperti identitas diri, perijinan dan legalitas usaha, akte pendirian, laporan keuangan minimal pembukuan dan rekening tabungan di bank.
Dalam membatu para peserta mendapatkan gambaran tentang bagaimana membangun usaha, para peserta dibekali dengan contoh proposal usaha dan bagaimana cara menyusun dokumen rencana usaha yang baik.
Terakhir, Drs. H. Hasanuddin S, M.Pd selaku Ketua Sekretariat Korpri Kota Makassar berpesan bahwa anggota Korpri bukan hanya pegawai yang aktif, tapi juga mereka yang sudah memasuki purna bhakti. Oleh karena itu, Korpri akan senantiasa menerima masukan dan memberikan bantuan kepada para anggota yang sudah purna bhakti. “Kami akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi anggota Korpri,” kata Hasanuddin saat menutup kegiatan tersebut. (*)
EmoticonEmoticon