TimurNews.com --- Tren teknologi media penyimpanan data berbasis komputasi awan (cloud) mulai menjadi pilihan utama sebagai media penyimpanan. Dengan demikian, media penyimpanan internal melalui perangkat seperti harddisk dan USB drive kini mulai tergeser.
Tren ini pun ternyata merambah sektor strategi penjualan produk pengembang software. Salah satunya adalah Adobe. Perusahaan perangkat lunak yang bergerak di bidang grafis, animasi, video, dan pengembangan web ini kini juga memanfaatkan teknologi cloud computing untuk memasarkan produknya.
Dilansir dari laman Ars Technica, Rabu, 8 Mei 2013, perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat itu dikabarkan tidak akan menjual lagi paket Creative Suite (CS) berisi aplikasi Photoshop, InDesign, Dreamweaver, Premiere, dan imaging software lainnya secara offline.
Sebagai gantinya, Adobe telah menciptakan layanan Creative Cloud untuk meng-update aplikasi CS yang telah dimiliki konsumen di perangkat konsumen mereka. Versi terbaru CS7 juga hanya akan dipasarkan via layanan online berbasis cloud computing tersebut.
Cara berlangganan Creative Cloud tersedia dengan beberapa skema sebagai berikut: Paket CS7 dapat dimiliki oleh pengguna yang belum memiliki rangkaian seri CS manapun dengan harga USD 50 (sekitar Rp. 455 ribu) plus bonus layanan penyimpanan data sebesar 20GB.
Sedangkan bagi Para pengguna yang telah memiliki seri CS 3 hingga 5.5, bisa berlangganan versi update seharga US$ 30 (Rp 275 ribu) per bulan. Sementara itu, pengguna yang memiliki CS6 akan dikenai biaya update USD 20 (sekitar Rp 185 ribu) per bulan.
Meski terbilang inovatif, layanan Adobe Creative Cloud dianggap akan sedikit menyulitkan pengguna. Karena dalam mengunduh paket CS yang berukuran rata-rata 4 sampai 5 GB itu memerlukan bandwith cukup besar.
EmoticonEmoticon