OPINI, TimurNews.com --- Dalam waktu dekat ini pemerintah berencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi, wacananya dari harga Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 bahkan pembatasan pembelian juga akan diberlakukan, dimana sepeda motor hanya mendapatkan jatah 0,7 liter dan mobil 3 liter perhari. Alasan menaikkan dan membatasi pembelian BBM ini cukup sederhana yakni subsidi yang diberikan sudah terlalu besar sehingga perlu dilakukan pengendalian harga BBM dengan cara seperti ini agar beban subsidi tidak semakin membengkak.
Khusus di Kota Makassar, pemerintah harus mensubsidi BBM sekitar 5 miliar perhari. Jika ditotal selama sebulan berapa besar subsidi yang harus diberikan. Menaikan harga dan membatasi pembelian BBM, intinya bukan hanya disitu saja tetapi, jika tidak dilakukan pengendalian secepatnya dan tidak ditemukan cadangan-cadangan minyak baru maka yakin saja 10 hingga 15 tahun kedepan negara kita akan menjadi negara penginpor BBM murni.
Sebelumnya telah dua kali pemerintah berencana menaikkan harga BBM, tapi selalu saja gagal karena penolakan yang dilakukan rakyatnya. jika mengacu pada harga normal BBM yang Rp 10 ribu perliter tentunya cukup besar subsidi yang telah diberikan pemerintah, sehingga wajar-wajar saja jika harga BBM naik dan pembatasan pembelian. Jika harga yang sekarang terus dibiarkan maka akan membuat anggaran negara jebol. Jika sebelumnya rencana pemerintah selalu gagal kemungkinan besar kali ini telah berhasil dasarnya jika BBM benar-benar naik pemerintah menyiapkan "Hadiah" bagi rakyat miskin dan hampir miskin berupa program bantuan langsung sosial masyarakat (BLSM) selama empat bulan sebesar Rp 150 ribu perbulan.
Penyelamatan anggaran negara memang sangat perlu, seperti pentingnya mendapatkan BLSM bagi yang membutuhkan. Jika pemerintah telah bertindak tegas dan menghilangkan keragu-raguannya dalam menaikkan harga BBM, maka dipastikan tingkat kemiskinan bertambah, dimana korban utamanya adalah mereka yang berpenghasilan tetap. Penghasilan segitu-gitu saja sementara harga kebutuhan hidup akan ikut naik. Bukan hanya itu mereka juga akan sulit untuk menyisihkan sebahagian penghasilan untuk ditabung maka dengan sendirinya bank-bank akan mengalami penurunan nasabah sehingga roda ekonomi akan melambat.
Bagaimana dengan mereka yang mencari nafkah menggunakan BBM, seperti angkutan umum dan sejeninya tentunya usaha mereka akan mati karena tidak bisa lagi mengganti suku cadang yang tua atau rusak akibat melonjaknya harga suku cadang. Jika upaya menaikkan harga dan membatasi pembelian BBM untuk mengurangi tigkat kemacetan lalulintas jalan maka sebaikknya pemerintah membuat aturan berlapis dalam hal ini setiap mengeluarkan aturan ada aturan turunan yang mengikutinya.
Misalkan harga BBM telah dinaikkan maka pemerintah juga wajib menaikkan pajak kendaraan atau retribusi parkir agar pemilik kendaraan pribadi menjadi malas menggunakan kendaraannya dengan alasan BBM dan retribusi parkir yang tinggi. Cara ini akan menolong banyak orang salah satunya pengusaha angkutan umum. Pemerintah juga wajib mengendalikan harga-harga barang dimana setiap menaikkan harga BBM ada jaminan tidak ada kenaikan harga barang dengan membuat aturan yang mengikat.
Indonesia saat ini masih merupakan negara perakit belum sampai pada tahap pembuat maka kenadaraan-kendaran dari luar Indonesia pajaknya ditinggikan lagi. Pajak yang tinggi akan berdampak pada nilai jual yang tinggi juga sehingga hanya kalangan tertentu saja dapat memiliki kendaraan dengan sendirinya telah terjadi penghematan BBM.
Mengapa Pemerintah tidak mencoba memutar pandangannya seperti tidak hanya terfokus pada penggarapan Sumber Daya Alam (SDA) yang merupakan lahan rawan tindakan kejahatan. Tetapi fokus pada pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memanfaatkan dan terus menggali SDM anak-anak negeri maka negara ini akan jauh lebih kaya ketimbang fokus menggarap SDA Indonesia.
Presiden Soekarno pernah berdiskusi dengan Putrinya yang tak lain Megawati. Saat itu ada pihak asing datang, tujuannya ingin menggarap semua sumber daya alam Indonesia. Soekarno hanya memberikan sedikit saja. Setelah itu Megawati bertanya kenapa tidak diberikan semua saja, Soekarno berkata tujuannya agar bangsa kita bisa mempelajari bagaimana mereka mengelolanya, selebihnya nanti bangsa kita sendiri yang mengelolanya.
Saat ini tambang-tambang dan perusahaan besar siapa yang menguasai, semua dikuasai oleh pihak asing, maukah pemerintah kita menjadi seorang Negarawan yang memandang jauh kedepan. Bukannya menjadi pemerintah politisi hanya bisa melihat lima tahun kedepan. Jika ingin menyelamatkan dan memajukan bangsa ini marilah berpegangan tangan gali fotensi Sumber Daya Manusia kita. jangan bebankan rakyat dengan hal-hal yang tidak jelas. Jika perlu negara ini telah saatnya mengembangkan Nuklir untuk sumber daya bukan untuk menghancurkan bumi dan manusia. MAPPARENTA
EmoticonEmoticon