
"Selama ini kami menarik gaji di BPD Sulsel karena sekertariat daerah bekerja sama dengan BPD. Namun, sejak Januari kemarin kami menemukan keganjalan. Biasanya gaji kami dipotong Rp50 ribu sampai Rp 100 ribu. Terkadang ada yang dipotong ini hari, namun setelah dicek lagi potongannya itu muncul kembali," ungkap salah satu pegawai yang tidak mau disebutkan namanya, Kamis 7 Maret 2013.
Ia menjelaskan, sejak Januari, kejadian itu telah dialami lima pegawai di sekertariat daerah. Sayangnya, para pegawai itu tidak menyimpan bukti pengambilannya yang menunjukkan pemotongan. Bahkan, keluhan ini pernah diadukan ke pihak bank, namun mereka diberi alasan bahwa potongan itu hanya kesalahan anjungan tunai mandiri (ATM) membaca kartu nasabah.
Pria yang ketika ditemui masih mengenakan seragam dinas ini menambahkan, sejumlah rekan kantornya sejak bulan lalu hendak mengajukan surat ke bendahara daerah agar penarikan gaji dikembalikan seperti sebelumnya dan tidak lagi diambil di bank.
"Banyangkan saja kalau semua pegawai dipotong tanpa mereka sadari, bisa sampai milyaran jumlahnya. Jangan-jangan di BPD Sulsel juga ada Melinda Dee kecil-kecilan," terangnya.
Kepala Seksi Pemasaran cabang BPD Sulsel Kabupaten Bone, Tahir yang dikonfirmasi terkait hal tersebut menjelaskan, pemotongan gaji pegawai tidak akan dipotong kecuali pegawai itu mengikuti program tabungan yang pemotongannya per bulan atau memiliki kredit di BPD Sulsel yang dibayarkan melalui tabungan gajinya.
Menurutnya, BPD Sulsel menyiapkan bagian khusus untuk pengaduan. Sehingga jika ada permaslahan yang ingin dikomplain, cukup dengan memperlihatkan bukti yang dipermasalahkan.
"Hadirkan pegawai yang bersangkutan beserta bukti yang dimilikinya," ungkap Tahir. IQ
EmoticonEmoticon