
Tulisan "Google" pun terlihat tersembunyi di antara 27 wajah yang terdiri dari beragam etnis, ras, dan budaya ini. Dari 27 wajah, terlihat perempuan dengan tatanan rambut dan dandanan berbeda-beda. Bahkan salah satunya ada yang mengenakan kerudung.
Dilansir dari laman IBN Live, ini kelima kalinya Google membuat doodle khusus memperingati Hari Perempuan Sedunia. Google membuatnya pertama kali pada tahun 2005. Setelah empat tahun absen, doodle peringatan ini kembali muncul dari 2009 hingga 2012.
Hari Perempuan diperingati untuk menghormati berbagai macam pergerakan yang juga dilakukan perempuan, terutama pergerakan untuk menuntut kesetaraan dan penghapusan diskriminasi. Sejarah mencatat adanya Hari Perempuan pertama kali terjadi pada 28 Februari 1909 di Amerika Serikat, setelah deklarasi yang dilakukan oleh Partai Sosialis Indonesia AS.
Kemudian di Agustus 1910 dibuat Konferensi Perempuan Internasional yang digalang oleh Socialist Second International di Kopenhagen, Denmark. Sebanyak 100 delegasi dari 17 negara setuju untuk berjuang untuk hak emansipasi dan kesetaraan.
Pada 18 Maret 1911, Hari Perempuan Internasional diselenggarakan pertama kalinya yang ditandai dengan aksi protes yang dilakukan oleh jutaan orang di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss. Para demonstran menuntut diberikan hak untuk ikut pemilihan umum dan diberi kesempatan untuk menjadi pejabat publik. Banyaknya diskriminasi dan pelecehan seksual yang mengorbankan perempuan juga menjadi masalah yang menjadi sorotan.
Sedangkan di negara Sosialis/Komunis, Hari Perempuan seringkali mendapat dukungan dari pemerintahan. Biasanya ini ditandai dengan hari libur untuk perempuan. Sejumlah negara yang memperingati antara lain Uni Soviet, Cina, dan Pemerintahan Komunis Spanyol waktu itu.
Baru pada tahun 1975, Persatuan Bangsa-Bangsa mensponsori adanya Hari Perempuan Sedunia yang diputuskan untuk diperingati tiap tanggal 8 Maret.
Ada tema berbeda yang menghiasi peringatan ini tiap tahunnya. Di 2013, tema yang dipilih adalah: "A Promise is a Promise: Time for Action to End Violence Against Women". Tema ini dipilih akibat banyaknya aksi kekerasan yang menjadikan wanita sebagai korban. Baik itu kekerasan individu, atau kekerasan sistematis yang dilakukan oleh beragam institusi, dari rumah tangga, perusahaan, hingga pemerintahan. MP
EmoticonEmoticon